Wednesday, March 20, 2019

Letusan Gunung Kelud

Gunung Kelud, dalam aksara jawa (sering disalah tuliskan menjadi Kelut dalam bahasa Jawa; dalam bahasa Belanda disebut KlutClootKloet, atau Kloete) adalah sebuah gunung berapi di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang tergolong aktif. Gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten KediriKabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang , kira-kira 27 km sebelah timur pusat Kota Kediri.
Sebagaimana Gunung Merapi, Gunung Kelud merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia.[1] Sejak tahun 1000 M, Kelud telah meletus lebih dari 30 kali, dengan letusan terbesar berkekuatan 5 Volcanic Explosivity Index (VEI). Letusan terakhir Gunung Kelud terjadi pada tahun 2014.
 Letusan Kelud 2014 dianggap lebih dahsyat daripada tahun 1990. meskipun hanya berlangsung tidak lebih daripada dua hari dan memakan 4 korban jiwa akibat peristiwa ikutan, bukan akibat langsung letusan
Peningkatan aktivitas sudah dideteksi di akhir tahun 2013  Namun, situasi kembali tenang. Baru kemudian diumumkan peningkatan status dari Normal menjadi Waspada sejak tanggal 2 Februari 2014
Pada 10 Februari 2014, Gunung Kelud dinaikkan statusnya menjadi Siaga dan kemudian pada tanggal 13 Februari pukul 21.15 diumumkan status bahaya tertinggi, Awas (Level IV)sehingga radius 10 km dari puncak harus dikosongkan dari manusia. Hanya dalam waktu kurang dari dua jam, pada pukul 22.50 telah terjadi letusan pertama tipe ledakan (eksplosif). Erupsi tipe eksplosif seperti pada tahun 1990 ini (pada tahun 2007 tipenya efusif, yaitu berupa aliran magma) menyebabkan hujan kerikil yang cukup lebat dirasakan warga di wilayah Kecamatan Ngancar, Kediri, Jawa Timur, lokasi tempat gunung berapi yang terkenal aktif ini berada, bahkan hingga kota Pare, Kediri Wilayah Kecamatan Wates dijadikan tempat tujuan pengungsian warga yang tinggal dalam radius sampai 10 kilometer dari kubah lava, sesuai rekomendasi dari Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi (PVMBG) Suara ledakan dilaporkan terdengar hingga kota SurabayaSolo dan Yogyakarta ( berjarak 200 km dari pusat letusan), bahkan Purbalingga (lebih kurang 300 km), Jawa Tengah
Dampak berupa abu vulkanik pada tanggal 14 Februari 2014 dini hari dilaporkan warga telah mencapai Kabupaten Ponorogo. Di Yogyakarta, teramati hampir seluruh wilayah tertutup abu vulkanik yang cukup pekat, melebihi abu vulkanik dari Merapi pada tahun 2010. Ketebalan abu vulkanik di kawasan Yogyakarta dan Sleman bahkan diperkirakan lebih dari 2 centimeter. Abu vulkanik juga sampai di wilayah Kabupaten Kebumen esok paginya dengan ketebalan hingga 3 cm. Hujan abu di Kabupaten Kebumen kemudian diikuti dibarengi dengan hujan air sehingga menjadi hujan lumpur. Dampak abu vulkanik juga mengarah ke arah Barat Jawa, dan dilaporkan sudah mencapai Kabupaten Ciamis, Bandung dan beberapa daerah lain di Jawa Barat.sekitar 3-5 meter karena turunnya abu vulkanik dari letusan Gunung Kelud tersebut sehingga banyak kendaraan bermotor yang berjalan sangat pelan.
Hujan abu dari letusan melumpuhkan Jawa. Tujuh bandara di Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, Malang, Semarang, Cilacap dan Bandung, ditutup. kerugian keuangan dari penutupan bandara yang dinilai mencapai miliaran rupiah, termasuk sekitar 2 miliar rupiah di Bandara Internasional Juanda di Surabaya.[17] Kerusakan yang signifikan disebabkan untuk berbagai manufaktur dan industri pertanian. Akibat hujan abu, perusahaan seperti Unilever Indonesia mengalami kesulitan mendistribusikan produk mereka di seluruh daerah yang terdampak. Kebun apel di Batu, Jawa Timur, membukukan kerugian hingga Rp 17,8 miliar, sedangkan industri susu di provinsi ini membukukan kerugian tinggi.
Kondisi gunung setelah letusan satu malam tersebut berangsur tenang dan pada tanggal 20 Februari 2014 status aktivitas diturunkan dari Awas menjadi Siaga (level III) oleh PVMBG. Selanjutnya pada tanggal 28 Februari 2014 status kembali turun menjadi Waspada (Level II). Akibat letusan ini, kubah yang menyumbat jalur keluarnya lava hancur dan Kelud memiliki kawah kering. Dimungkinkan terbentuk danau kawah kembali setelah beberapa tahun.
Pada awal Maret sebagian besar dari 12.304 bangunan hancur atau rusak selama letusan telah diperbaiki, dengan perkiraan biaya sebesar Rp 55 miliar.
 Legenda Gunung Kelud
Gunung Kelud memiliki pembentukkanya tersendiri. Konon, gunung itu bukan berasal dari gundukan tanah yang meninggi alami. Awal Gunung Kelud terbentuk berasal dari penolakan cinta seorang putri bernama Dewi Kilisuci terhadap dua raja berkepala Kerbau dan Lembu, Mahesa Suro dan Lembu Suro.
Dewi Kilisuci adalah seorang putri Jenggolo Manik yang terkenal dengan kecantikannya. Mahesa Suro dan Lembu Suro pun terpikat dengannya. Namun, Dewi ingin menolak ungkapan cinta dua raja tersebut. Salah satu caranya adalah dengan membuat sayembara membuat dua sumur di atas puncak Gunung Kelud.
Dua sumur itu pun bukan sumur biasa, kedua raja itu harus membuat sumur berbau amis dan harum. Sumur itu harus selesai dalam satu malam. Ternyata, kedua raja ini mampu membuat sumur itu dan keduanya pun memenuhi syarat sayembara. Sang putri tetap enggan menikah dengan kedua raja tersebut.
Akhirnya, dia meminta kedua raja itu membuktikan kedua sumur itu benar-benar bau amis dan harum dengan masuk ke dalamnya. Kedua raja itu pun nurut dengan rayuan sang putri dan masuk ke dalam sumur. Dewi Kilisuci pun langsung memerintahkan prajurit Jenggala untuk menimbun keduanya dengan batu. Mahesa Suro dan Lembu Suro pun mati di dalam sumur tersebut.
“Ya, orang kediri akan mendapatkan balasan dariku yang sangat besar. Kediri akan menjad i sungai, Blitar jadi daratan, dan Tulungagung jadi danau,” sumpah Lembu Suro sebelum mati tertimbun batu.
Akhirnya, kisah legenda itu membuat masyarakat lereng Gunung Kelud melakukan sesaji sebagai tolak bala sumpah Lembu Suro tersebut.

2 comments:

Green Aplle

Apel Hijau (Malus domestica) adalah tanaman yang berasal dari negara asia dan eropa timur. Apel memiliki cukup banyak varietas yang...